DIRGAHAYU.ID ,Merangin – Komitmen Drs. H. Hasan Basri Agus, MM (HBA) terhadap kemajuan pendidikan Islam di Provinsi Jambi kembali mendapat bukti nyata.
Anggota Komisi VIII DPR RI Fraksi Partai Golkar Dapil Jambi itu menempuh perjalanan sejauh 256 kilometer dari Kota Jambi menuju Kabupaten Merangin, demi satu tujuan: mendengarkan langsung suara dan aspirasi para guru serta kepala madrasah.
Dalam forum bertajuk “Ngopi (Ngobrol Pendidikan Islam)”yang digelar di Aula Merangin Hotel Syariah, Jumat (31/10/2025), HBA hadir di tengah lebih dari 130 guru dan kepala madrasah negeri maupun swasta tingkat MTS dan MAN se-Kabupaten Merangin.
Kegiatan ini mengangkat tema “Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Madrasah Melalui Pengembangan Kualitas Guru yang Berkelanjutan.”
Kegiatan tersebut merupakan inisiatif HBA yang menggandeng Komisi VIII DPR RI dan Kementerian Agama RI, dengan pelaksanaan dipercayakan kepada UIN Sultan Thaha Saifuddin (STS) Jambi) melalui Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
Acara dibuka oleh Budi Sanjaya, M.Ed., Ph.D., Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi, dan menghadirkan Kepala Kemenag Kabupaten Merangin H. Khusaini, S.Ag., MH sebagai narasumber. Diskusi dipandu oleh Ir. H. Syahrasaddin, M.Si, Tenaga Ahli Utama DPR RI.
Aspirasi dari Akar Rumput
Suasana forum berlangsung hangat dan penuh empati. Saat sesi tanya jawab dibuka, para guru dan kepala madrasah silih berganti menyampaikan aspirasi: mulai dari peningkatan mutu guru madrasah, sosialisasi kurikulum berbasis cinta, hingga harapan agar guru madrasah swasta mendapat prioritas dalam rekrutmen PPPK.


“Kami mohon agar guru madrasah swasta lebih diperhatikan, sebab kami juga bagian penting dari upaya mencerdaskan generasi bangsa,” ujar salah seorang peserta dengan penuh harap.


Dialog berkembang hidup dan sarat makna. HBA bersama para narasumber menanggapi setiap pertanyaan dengan lugas, komprehensif, dan solutif.
Salah satu peserta, Armain, S.Ag., Kepala MAN 1 Merangin, mengungkapkan apresiasinya.
“Terima kasih kepada Pak HBA yang telah memfasilitasi kami melalui forum ini. Banyak problem pendidikan di madrasah yang akhirnya bisa tersampaikan langsung. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut agar kami bisa terus berbagi dan mencari solusi bersama,” ujarnya.
HBA: Pendidikan Islam Harus Adaptif dan Humanis
Menanggapi berbagai aspirasi tersebut, HBA menegaskan komitmennya untuk menyalurkan setiap masukan secara proporsional.
“Kalau menyangkut ranah daerah, akan saya komunikasikan dengan gubernur, wali kota, atau bupati. Tapi bila terkait kebijakan pusat, akan saya bawa ke rapat Komisi VIII DPR RI bersama kementerian terkait,” tegasnya.
Lebih jauh, HBA menekankan bahwa pendidikan Islam harus mampu bertransformasi mengikuti perkembangan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai dasarnya.
“Pendidikan Islam harus adaptif, humanis, dan berdaya saing. Tapi nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan jangan sampai hilang,” ujarnya mantap.
Sinergi Pemerintah dan Legislatif
Dalam kesempatan yang sama, Budi Sanjaya menilai forum “Ngopi Pendidikan Islam”ini sebagai bentuk nyata sinergi antara legislatif dan pemerintah dalam memperkuat mutu pendidikan Islam di daerah.
“Melalui kegiatan ini, kami menjaring aspirasi langsung dari guru dan kepala madrasah. Hasilnya akan diteruskan ke Komisi VIII DPR RI Dapil Jambi, Pak HBA, agar bisa diperjuangkan di tingkat nasional,”ungkapnya.
Perjuangan yang Tak Pernah Padam
Bagi Hasan Basri Agus, perjuangan memperkuat pendidikan Islam bukan sekadar amanah kedewanan, tetapi panggilan pengabdian. Dengan gaya kepemimpinan yang rendah hati, terbuka, dan solutif, ia terus hadir sebagai jembatan antara masyarakat dan pengambil kebijakan nasional.
Forum “Ngopi Pendidikan Islam” di Merangin menjadi bukti bahwa HBA tak sekadar bekerja di ruang sidang Senayan, melainkan turun langsung mendengar denyut kebutuhan masyarakat di lapangan.
Dari kota hingga pelosok, HBA terus memperjuangkan pendidikan Islam yang inklusif, berkualitas, dan berdaya saing, demi terwujudnya Indonesia Emas 2045.(Hi)
